Langsung ke konten utama

Terima Kasih

Mengungkap terimakasih adalah kelayakan atau kewajiban kita kepada sesama yang telah memberi kita sesuatu, apalagi itu kepada Tuhan Semesta Alam. Terimakasih tidak hanya jika pemberian itu suatu kebaikan, tapi jika itu adalah suatu keburukan (bagi saya), Kenapa..? karena keduanya masing-masing memberikan kontribusi yang sama tapi nilainya saja yang berbeda. Pemberian kebaikan adalah wujud atas respon kebaikan yang telah diberikan pula, bagaimana dengan keburukan…? Keburukan adalah cermin diri, Dengan keburukan kita telah dituntun dan ditunjukkan suatu hal-hal kebaikan. kita menjadi lebih belajar, Belajar dari semua proses yang terjadi, membuka mata dan hati sesungguhnya inilah diri kita serta mengetahui apa yang menjadi kekurangan. Ini adalah bentuk penghargaan yang pahit tapi manis Seperti Kopi.

Kebaikan dan Keburukan adalah sama tapi beda. Bernilai positif dan negative, tergantung dari sudut mana kita berdiri untuk menilai. Kebaikan memang baik, tapi keburukan sepertinya janggal jika kita berkata itu baik. Sedikit berlogika. Saat sekolah kita memeperoleh nilai merah atau eror, Nilai itu adalah cermin keburukan diri dari sikap yang malas dan ogah-ogahan untuk belajar, tapi dengan begitu kita menjadi tahu sikap seperti inilah yang tidak baik dan segera harus di ubah. Dan jika mau pasti berubah dan muncullah nilai kebaikan. Itu adalah Nilai tuk sekolah, bagaimana dengan perilaku orang atau kita ke oranglain…? Sama saja. Perilaku buruk yang ditimpakan oranglain ,mengajak kita belajar dan instropeksi. Itulah perilaku yang kurang baik dan tak layak tuk ditiru. Mengasah pribadi tuk menjadi lebih baik lagi. Bukankah belajar tak hanya di bangku sekolah atau kuliah?tetapi belajar berlaku untuk di semua tempat. Dan ini adalah pembelajaran social dan eksak , dimana kita menjadi murid sekaligus guru.

Menuai dari kedua sikap tersebut tentulah sebentuk rasa. Kebaikan tentulah rasa bahagia dan keburukan adalah kecewa. Kebaikan dengan perasaan hati yang gembira riang, keburukan dengan perasaan sakit bahkan sampai dengan linangan air mata. Namun, dari keduanya kita mencoba belajar bijak. Bijak untuk pribadi dan Bijak untuk orang lain. Tuhan memberi dari segala penjuru. Ada keburukan pasti Tuhan menunjukkan kebaikannya. Inilah bentuk cinta kasih Tuhan kepada kita. Tuhan masih sayang.

*****

Tuhan…

Dari Bumi yang fana ini

Kumenunduk, bersujud, bersimpuh di KakiMu

Tak ada suatupun yang engkau timpakan kecuali atas izinMu


Tuhan…

Kumenengadah, bermohon di hadapMu

Atas kebaikan dan keburukan yang terus mendekat-menjauh

Tak ada Kasih dan Amarah yang terasa, kecuali atas kehendakMU


Tuhan…

Izin dan KehendakMu ku ada

Menjalani Takdir yang engkau gariskan

Mengumpulkan keping-kepingan pahala yang terserak


Tuhan…

Sykurku slalu untukMu

Atas nikmat yang tak terbantahkan

Engkau Maha kuasa, Maha Atas segalanya

Terimaksih… oh…Tuhan…

Terimakasih


Untukmu terimakasihku
Medibrata bukit mangkuk dalam nyanyian jangkrik,29 Desember 2011


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ang Pao di Tradisi Pernikahan Buton

Memasuki jenjang pernikahan untuk pasangan perawan dan bujang yang telah matang dan “mapan” adalah suatu acara yang sangat di dambakan oleh keduanya, apalagi jika pasangan tersebut telah lama menjalin atau saling mengenal karakter antara keduanya ataupun jika acara tersebut berlangsung karena alasan perjodohan orang tua. Tidak hanya keduanya acara bahagia seperti pernikahan tentu pula sangat dinantikan oleh seluruh keluarga. Seperti beberapa hari ini, saya turut menghadiri dan mengikuti proses pernikahan kedua sahabat saya di Baubau (Buton). Ada rasa bahagia dan campur sari di dalam hati menyaksikan acara pernikahan mereka. Bahagia karena akhirnya keduanya telah menyatu, dipertautkan hatinya oleh Allah SWT dalam suatu ikatan suci pernikahan dan kesedihan karena keadaan status yang sudah berbeda (tidak bisa sebebas saat masih sendiri) serta kecemasan setelah diberondong pertanyaan kapan menyusul ( sedikit miris tapi tak apalah). Proses pernikahan keduanya tentunya menggunakan trad

Waktu dan Jawaban

#Dan Benarlah waktu adalah pemberi jawab yang terbaik.. Ketika kau menunggu dalam waktu yang tak tentu..menanti jawab yang tak kunjung tiba, ketikA itu pula Hatimu gelisah. Lalu apa yang kau lakukan..? Usaha.?? Tentunya iya..,mencari informasi apa yang menjadi objek pencarian..,namun jika telah maksimal maka doalah menjadi tumpuan terakhir. Karena Doa adalah penembus atas hijab, pengubah atas takdir yang ada. Biarkan tangan tangan Ilahi bekerja dengn caranya dan Pasti itu Indah. Indah Cara manusia namun lebih Indah cara Allah. Dia memberimu disaat yang tepat, tepat diwaktu kau membutuhkannya. Dan Dia tau mana yang terbaik buatmu., maka tak terbantahkanlah apa yang menjadi FirmanNYa Dia ta mengujimu di luar kemampuanmu. Dan apa yang menurutmu baik tapi buruk bagiNya begitupula apa yang menurut bagimu buruk tapi itulah yang terbaik bagimu. Lalu apa yang dapat kau ambil..? Berprasangka baiklah selalu padaNYA, sabar dan sederhanalah dalam tiap-tiap hal. Karena segalanya terjadi tentu

Negeri Sapati di Ranah Buton

Amaaaaaaa…..,teriakan Surman memanggil nama Ayahnya yang dilihatnya sudah terbujur kaku, pucat, dan tak bernyawa lagi karena terpaan Ombak keras menggulung sampannya hingga terbalik. Suara tangisnya pecah ditengah kerumunan Warga kampung yang beramai-ramai menggotong beberapa nelayan yang hanyut oleh ganasnya ombak, dan salah satu korbannya adalah Ayah Surman. Sedangkan Ibunya diam, tak mampu berkata apa-apa lagi hanya sesegukan tangis menjadi ekspresi akan kehilangan sosok bapak dan suaminya itu. Kenapa kamu orang kasi keluarkah kita punya barang-barang…? Tanya surman kepada bapak tua seorang rentenir bernama La Maseke. Karena Amamu tidak bisa bayar utangnya sampai sekarang hingga dia mati..!! Berapakah utangnya amaku…?? Ini ambil uangku, Uang yang telah diperolehnya dari hasil menjadi kuli pengangkut dan menjual ikan para nelayan kampung, serta celengan 2 celengan bambu yang telah lama menjadi tabungannya. Utangnya Amamu tidak bisa di bayar dengan semua uangmu itu.., Ama