Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Negeri Sapati di Ranah Buton

Amaaaaaaa…..,teriakan Surman memanggil nama Ayahnya yang dilihatnya sudah terbujur kaku, pucat, dan tak bernyawa lagi karena terpaan Ombak keras menggulung sampannya hingga terbalik. Suara tangisnya pecah ditengah kerumunan Warga kampung yang beramai-ramai menggotong beberapa nelayan yang hanyut oleh ganasnya ombak, dan salah satu korbannya adalah Ayah Surman. Sedangkan Ibunya diam, tak mampu berkata apa-apa lagi hanya sesegukan tangis menjadi ekspresi akan kehilangan sosok bapak dan suaminya itu. Kenapa kamu orang kasi keluarkah kita punya barang-barang…? Tanya surman kepada bapak tua seorang rentenir bernama La Maseke. Karena Amamu tidak bisa bayar utangnya sampai sekarang hingga dia mati..!! Berapakah utangnya amaku…?? Ini ambil uangku, Uang yang telah diperolehnya dari hasil menjadi kuli pengangkut dan menjual ikan para nelayan kampung, serta celengan 2 celengan bambu yang telah lama menjadi tabungannya. Utangnya Amamu tidak bisa di bayar dengan semua uangmu itu.., Ama

Jamu Kuat dalam Harapan dan Semangat

Seberapa lemah kita mengalami cobaan…? Seberapa rapuh kita dalam ujian-ujian…? Dan sekuat apakah kita menjalani semuanya…? Mengambil Sikap terhadap apa yang terjadi adalah refleksi dari ketahanan untuk membentengi diri untuk tak jatuh tersungkur lemah, rapuh dan tak berdaya sama sekali. Kesedihan, kepedihan dan tetes air mata yang merupakan anak dari lemah dan rapuh memang selalu menjadi bagian yang selalu mengikuti kemana pergi untuk jiwa yang tak memiliki harapan dan semangat. Rasa yang senantiasa bercokol dan menjadi duri yang menusuk untuk bangkit darisebuah keterpurukan. Dia pulalah rasa yang serupa virus mematikan, menggerogoti tiap sendi dan tulang yang menembus system kekebalan tubuh. Dan rasa yang melesatkan ribuan bahkan jutaan busur panah kehancuran. Tindak kekerasan berupa pemukulan fisik atau mental,pengabaian, pelecehan, peremehan, dan sindiran-sindiran menyakitkan adalah batu loncatan untuk mencari, menemukan dan memulai harapan-harapan dan semangat-semangat

Erase

Suara-suara menikam Membunuh sunyi-sunyi di temaram Singkat Rapat Simpul-simpulnya kian erat mengikat Sesak, Riuh diantara bisu Diam-diam Menghapus satu nama, Namaku.

*****

Adakah yang lebih Indah dari sebuah Kebersamaan ...??? Adakah yang Lebih Indah dari sebuah Kebersamaan...??? Daan... Adakah yang lebih Indah dari sebuah Kebersamaan...??? Terbenam di pengungsian merutuk Tertinggallah ia jauh

Hening Cipta

Cuaca Hari ini seakan turut mendukung kepergiannnya, mengantarkan ke tempat yang paling akhir yang di tempuh dari perjalanan kehidupan seorang manusia. Tempat peristirahatan yang paling kekal, sunyi dan damai. kembali ke Haribaan-Nya. Setiap yang hidup akan mengalami Kematian sebagai titik klimaks dari sebuah perjalanan. Dan hal ini tak satupun yang dapat mengelak, membantah, menolak ataupun menghindarinya. Sebuah takdir dari ilahi. Inilah Qadha dan Qadharnya. Negara hari ini berkabung, kehilangan seorang abdi bangsa. Mengheningkan cipta sejenak, mengantarkannya ke pusara dalam upacara penghormatan terakhir di desa tempatnya bertugas. Lirih dalam rintihan tangis keluarga yang ditinggalkan dan Ibu pertiwi dalam rintikan hujan mengantarnya ke peristirahatan yang panjang. (gbr. Ilustrasi mbah Google) Baru kemarin saya menulis tentangnya, dalam tulisan babinsa pasukan sigap ( Kamis,29/3/2012 ). Sesosok bapak yang sigap. Seorang babinsa (Bintara Pembina Desa) yang siap, tanggap cepat dan ta