Langsung ke konten utama

Berkunjung ke Gramedia


Buku selalu menjadi teman setiaku, membacanya hingga habis. Mencoba memahami dari tiap kalimat yang disampaikan penulisnya. Ya..buku pula menjadi acuan, referensi dan inspirasi. Buku selalu meberikan banyak sumbangan pengetahuan yang tak terhingga.tapi dengan syarat kita harus suka membacanya.

Liburan akhir pekan dan tambahan cuti bersama Natal adalah waktu yan saya tunggu. Tentulah saat-saat seperti ini adalah waktu yang tepat tuk merilekskan sejenak pikiran dan tenaga dari rutinitas kerja kantor. Seperti biasa saya menyempatkan diri tuk pulang ke rumah (kendari) kumpul bersama keluarga, tetapi jika itupun ada rezki lebih. Kebersamaan dan rumah selalu membangkitkan semangat dan kerinduan tuk pulang. Berkumpul dan berbagi cerita Mungkin itulah berlaku tuk orang-orang yang jauh dan berada diperantauan.

Seperti biasa pula, kebiasaan yang tak pernah hilang berkumpul bersama teman-teman meski sekedar nongkrong namun mempererat terus silaturahim. Tak lupa Gramedia selalu menjadi tempat nongkrong selanjutnya. Berada di tempat ini seolah-olah memaksaku tuk tetap tinggal tak beranjak. Menjadikan diri betah berlama-lama menghabiskan waktu, Mengahampiri Rak-rak yang memajang puluhan buku-buku. Membacanya dan memilihnya tuk dibeli.

Gramedia menjadikan tempat yang nyaman tuk berinteraksi. Berinteraksi dengan ratusan buku-buku dari buku non best seller sampai best seller. Dari buku anak-anak hingga dewasa, dari fiksi hingga non fiksi. Dan semua jenis buku. Berinteraksi dengan itu semua bagi saya adalah semacam fantasi tersendiri yang menyenangkan. Sebagai wisata pikiran yang tak pernah jenuh tuk selalu saja ingin saya kunjungi.

Jumlah Buku yang banyak dan menarik selalu menarik hati tuk membacanya dan memilikinya. Tarikannya bak magnet yang sukar tuk dilepas. Namun memilih tetap harus dilakukan, lagi-lagi disesuaikan dengan kondisi kantong. Menyedihkan, tapi tak apalah .Suatu saat saya akan membelinya dari receh-receh yang akan saya kumpulkan lagi.(Optimis). :)

Keinginan memiliki banyak buku tidak terlepas dari impian kecil. Memiliki tempat yang dijadikan sebagai rumah pintar dan taman-taman yang nyaman nan penyejuk hati. Dengan buku sebagai bunganya serta kesejukan yang dihembuskan oleh kalimat-kalimat penulis. Memberikan pencerah dan pengetahuan. Dan ini bagi saya adalah oase ditengah gurun pasir ditengah keringnya minat orang-orang tuk menggali sumur pengetahuan dari membaca, apalagi anak-anak.

Buku-buku pembangun jiwa atau inspirational menjadi koleksi teratas. Selalu menjadi pustaka referensi tuk mengisi rak-rak buku saya. Kenapa..?entahlah.., saya ingin bisa membangkitkan semangat tuk optimis dan lebih optimis dalam hidup. Karena dengan begitu kita bisa bangkit dan maju. kita menjadi manusia-manusia yang bermanfaat bagi sekitar. Mengabaikan hal-hal yang merapuhkan atau menjatuhkan sekalipun. Menghilangkannya dan membiarkannya terkubur. Dan kal inipun kembali saya membelinya 3 buah

Saya pun terkadang iri dengan penulis, bagaimana bisa merangkai sebuah kaliamat yang begitu mengalir dan sangat dinikmati hingga menjadi tulisan yang sangat menarik dan ingin dibaca. Menarik dari semua yang terserak dan membingkainya dalam tatanan kalmat yang tersusun rapi.

Buku dan menulis adalah dua sisi mata uang yang tak terpisah. Buku adalah suatu yang ingin saya miliki sebanyak mungkin dan menulis adalah dunia lain yang melatih ketajaman pkiran untuk mengolah kata sendiri dari buku yang tlah terbaca. Keduanya adalah harta yang semoga bisa dimiliki dan terjaga.



Kendari 25 Desember 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ang Pao di Tradisi Pernikahan Buton

Memasuki jenjang pernikahan untuk pasangan perawan dan bujang yang telah matang dan “mapan” adalah suatu acara yang sangat di dambakan oleh keduanya, apalagi jika pasangan tersebut telah lama menjalin atau saling mengenal karakter antara keduanya ataupun jika acara tersebut berlangsung karena alasan perjodohan orang tua. Tidak hanya keduanya acara bahagia seperti pernikahan tentu pula sangat dinantikan oleh seluruh keluarga. Seperti beberapa hari ini, saya turut menghadiri dan mengikuti proses pernikahan kedua sahabat saya di Baubau (Buton). Ada rasa bahagia dan campur sari di dalam hati menyaksikan acara pernikahan mereka. Bahagia karena akhirnya keduanya telah menyatu, dipertautkan hatinya oleh Allah SWT dalam suatu ikatan suci pernikahan dan kesedihan karena keadaan status yang sudah berbeda (tidak bisa sebebas saat masih sendiri) serta kecemasan setelah diberondong pertanyaan kapan menyusul ( sedikit miris tapi tak apalah). Proses pernikahan keduanya tentunya menggunakan trad

Waktu dan Jawaban

#Dan Benarlah waktu adalah pemberi jawab yang terbaik.. Ketika kau menunggu dalam waktu yang tak tentu..menanti jawab yang tak kunjung tiba, ketikA itu pula Hatimu gelisah. Lalu apa yang kau lakukan..? Usaha.?? Tentunya iya..,mencari informasi apa yang menjadi objek pencarian..,namun jika telah maksimal maka doalah menjadi tumpuan terakhir. Karena Doa adalah penembus atas hijab, pengubah atas takdir yang ada. Biarkan tangan tangan Ilahi bekerja dengn caranya dan Pasti itu Indah. Indah Cara manusia namun lebih Indah cara Allah. Dia memberimu disaat yang tepat, tepat diwaktu kau membutuhkannya. Dan Dia tau mana yang terbaik buatmu., maka tak terbantahkanlah apa yang menjadi FirmanNYa Dia ta mengujimu di luar kemampuanmu. Dan apa yang menurutmu baik tapi buruk bagiNya begitupula apa yang menurut bagimu buruk tapi itulah yang terbaik bagimu. Lalu apa yang dapat kau ambil..? Berprasangka baiklah selalu padaNYA, sabar dan sederhanalah dalam tiap-tiap hal. Karena segalanya terjadi tentu

Korean Foods di Baubau

Korea...? siapa yang tak kenal dengan korea. Negara dengan sebutan negeri ginseng ini memiliki berbagai macam jenis makanan khas.Hmmmm...pasti enak.(pikiran yang slalu saja  muncul jika berhadapan dengan sesuatu bernama makanan).tepatnya punya hobby makan dan mencicipi masakan-masakan baru.hehehe. Berawal dari kecintaan seorang teman mengenai segala sesuatu tentang korea, mulai dari Film, model baju, lagu, asesoris dan apapun itu yang penting menyangkut korea, lalu dia meminta tuk dicarikan makanan khas korea yang katanya ada di sini ( Baubau ). Pikirku, adakah? dengan panjang lebar diapun menceritakan dan menyebutkan restoran yang menyajikan makanan korea itu. Namanya "Restoran Mira" . sayapun sampai tercengang mendengar penjelasannya, sampai sebegitu detil dia mengetahui semua informasi meski tak sekalipun dia pernah berkunjung ke sini. Bahkan lebih takjub lagi, saking fansnya terhadap Korea, tidak lama lagi dia akan ke Korea sekedar tuk jalan-jalan . Sebagai backpaker.