Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Abu-abu

Jalanku menghitung waktu dalam derap langkah yang kian memburu... Mengantang- gantang asa yang abu-abu Jauh dan tak tahu  kemana kan berujung Hanya ku tahu gaung harus terus ditabuh... Dan ku mau damai memelukku.. Hingga hangatnya enggan pergi... Betah dan terus terajut menjadi gaun-gaun menawan Dari jauh tak ku simpul, membiarkannya tergerai Menunggu dada selapang savana.. Baubau, Medibrata 12 Oktober 2012 menunggu damai

Nafas Putih

Sajak-sajak putih mengalun pergi Menguap bersama pagi Tersimpul dalam petang yang menanti Dan setapak langkah mengejar bumi sampai letih menyapa diri Sungguh... Tak henti tuk tak mematung diri Dari kerumunan yang nafsi Sesaat pasti berhenti, mengambil nafas pemantik diri Bukan tuk berhenti pasti Karena aku tidaklah saja hari ini Medibrata, 11september 2012 for the different people at the same case

Suara Air

Bukan seberapa sanggup kau membayar Mengeluarkan kertas bernominal besar tapi.. Akankah kau peduli hidup ini hanya sebentar..? Bukan seberapa kuat kuasa kau genggam Melantangkan suara-suara nada tajam tapi... Akankah kau peduli dunia ini kejam..? Ketika semua  menghilang Layaknya ia hanya dikenang Kering serupa padang ilalang Mengikut angin kemana terbang Maka indah jika terjaga selayak menyimpan harta tak terhingga Karena Lestari, kehidupan kan tetap ada Baubau, 29 Agustus 2012 Gentong Air yang mulai berkurang, ditengah kemarau panjang

Dan ( Jika )

Dan jika Ku rindu adalah dia Dia yang menaruh rindu tuk ku jaga Yang Bersamanya cerita itu ada Diantara hari-hari yang selalu menyapa Dan jika ku rindu adalah dia Dia yang menyimpam air dalam telaga Yang bersamanya ku teguk hingga melepas dahaga Diantara riak-riak kecil yang mencerca Dan jika ku rindu adalah dia Dia yang meneduhkan panas cahaya Yang bersamanya kehangatan terasa Diantara kobaran api-api pembuat jelaga Dan jika ku rindu adalah dia Dia yang mengulum senyum sumringah Yang bersamanya ku tertawa renyah Diantara amarah-amarah yang tak terjaga Dan jika ku rindu adalah dia Dia yang sepenuh hati sabar mendarah Yang bersamanya ku damai bahagia Hingga masa menutup usia. Baubau,Jumat24Agustus 2012

Puisi (di atas) Pena

Mengukir penaku di atas lembaran kertas-kertas   Melukis kata dari bait-bait cerita, singkat Bergaris, lengkung hingga ia pun tak bernama Kutoreh hingga matakupun lelah Jari-jemari, menari diantara ribuan kata lentik Tinta penakupun seakan mengerti, mencair Dari bekunya asa yang menggigit diri, getir Belum, belumlah titik di penghujung kata Masih ingin ku tulis jutaan kata asal bermakna Melabuhkan rasa dari lelahnya ucap dan baca Hingga ku berpindah… Dan jikalah penaku lelah kusimpan ia di kolema Sejenak merebahkan punggung Dari jutaan jejak-jejak kata yang tak henti turun-daki gunung Dan ku tunggu hingga bersamanya ku kembali mengarung Baubau, 24Agustus2012 Diantara rasa yang tak pecah

Lirih Sunyi

Di rendahkan suaranya dalam bilik sunyi Diceritakan kisahnya pada sehelai kain putih Menoreh bulir-bulir bening meninggalkan corak abstrak berantakan Sunyi dan itu sunyi diadukannya pada masa Mengisak diantara lagu cicak yang berbisik-bisik Hingga melarut dipenghujung waktu Seperti bintang merindu malam Tak putus pintanya bersenandung lirih Membiarkan kusutnya menyusut Merentang lapang selayak savana Ah,,,,Dia tak Tidur Dia mendengarkan kisahmu Dan Bahkan tak dibiarkannya Melarung dalam arus kemurungan. Damailah…teranglah Sinarnya menerpamu, meronakan wajah melukis senyum dibibirmu Baubau 13 Agustus 2012 Simpul gelisah beradu

Bumi, Rumah Kaca Rumah Jelaga

Adduuuh…..beberapa bulan terakhir ini kok udara dingin sekali tapi tak ada hujan sedikit pun turun. Hawanya begitu kering, panas menusuk. Suasana sore yang biasa-biasa saja berubah menjadi begitu dingin seperti hujan yang turun terus-menerus tanpa henti. Udara sore sudah begitu apalagi malam. Akhirnya dengan begitu terkadang mandipun menjadi enggan. Itulah beberapa bagian cerita dari obrolan-obrolan dengan tetangga kompleks. Semua mengeluhkan hal yang sama. Namun tak hanya di kompleks, kantor bahkan teman-teman di luar juga mengeluhkan hal yang sama. Iklim telah berubah. Dan ini merupakan perubahan yang sangat mengglobal. Tak Hanya di Indonesia di belahan dunia sanapun mengalami hal yang sama. Iklim tak lagi bersahabat. Perubahan iklim global (Global Climate Change) membawa perubahan besar-besaran terhadap lingkungan dan parahnya hal inilah yang membawa kekacauan dalam tata lingkungan yang semestinya berjalan sesuai alur. Bulan yang biasanya dalam musim hujan tak sepenuhnya huj

Merindu Mu

Keheningan menghanyutkan dalam harap Menemuimu di tiap-tiap waktu senyap Menunduk Melepaskan   resah… Ayat-ayatmu menggetarkan Mengoyak jiwa membunuh gelisah Menjatuhkan bulir-bulir bening , basah Adalah aku insan tak punya apa-apa Cinta, ku MenyebutMu Hembusan Nafas dan Aliran darah, keringat Menyatu dalam dekapku Ku Merindu Mu Baubau, 13 Ramadhan 1433 H 2 Agustus 2012

Pagi musim semi

Pagi merekah selayak musim semi Bertabur wangi, mengisi Selembut embun menyelimuti Kicau cericit burung menyalami Menyapa hari dengan nyanyi-nyanyi Membuka mata, senyum simpati Dan pagiku... Ada salam yang slalu menyapa Baubau,15july2012 kabar bahagia di hari 17

Untitled

Jejak-jejak telapak dekap merapat Masih enggan dia pergi Runut dalam alur-alur jiwa yang mengikat Enggan lepas meski terserak sisi Seperti senja yang jingga Merona wajah tak terhingga Mengulum senyum, menggugah rasa Ada asa yang slalu nyata Jika cinta kan di eja Takkan habis kata menggali makna Lirih bersenandung diantara jutaan nada Mengharmoni masa Baubau,05july2012 Pondok medibrata disunyi malam melepas hujan    

Has Lost

Nyaring…riuh dalam tawa cekikik Riang, berbisik Bertebaran Diantara suara-suara manusia lain kini, Detik berlalu dari ribuan waktu Sekedar membunuh kata Melepas. Merindu pada masa Mengoyak gelisah Kututup tabir Diam terlahir Baubau,04july2012