Langsung ke konten utama

Sensasi-sensasi Suara

Seperti biasa dikompleks tempat tinggal selalu ramai dengan penjaja makanan keliling. Mulai roti, bubur ayam, sate, bakso, pentol, gorengan, es krim dan nasi kuning. Harganya beragam tergantung komposisi dan volumenya. Tapi umumnya penjual mematok harga yang cukup terjangkau yaitu seribu rupiah untuk tiap menu. Yah terkecuali untuk sate, bubur ayam, es krim dan bakso, paling sedikit harganya sepuluh ribu rupiah.

Dalam trik berdagang, masing-masing penjual memiliki caranya sendiri. Mengolah bahasa suara atau membuat sesuatu yang berbeda dan menarik sebagai daya tarik untuk memikat pembelin. Mungkin ini salah satu ilmu berdagang yang wajib dimiliki dan lahir secara alami, bagaimana upaya dan usaha untuk menarik minat pembeli hingga jualannya laku dan laris manis.

Tak jarang para pedagang melakukan promosi dan diskon yang cukup menggiurkan mata sekaligus kantong. Seperti diskon “Beli 3 gratis 1”. Atau barang import Cuma “Rp 299.900,-“ Kita pun sebagai pembeli menarik dengan sukarela beberapa lembar rupiah dari saku. Dan kita pasti berpikir dengan harga sebegitu miring kapan lagi bisa memilikinya. Ini mungkin yang disebut aji mumpung.
Adapula pedagang menggunakan trik suara, seperti menggunakan mikrofon untuk menarik pembeli. Tentu kita ingat trik tukang obat bukan..?! bagaimana dia mengeluarkan suara dan trik-trik lainnya untuk mempromosikan dagangannya.dan ini sangat menarik dan saya pun senag memperhatikannya.

Sama halnya pula seperti dikompleks saya, pedangang roti mengeluarkan suara dengan berteriak meneriakkan dagangannya. Tapi tentunya dengan intonasi yang menarik pula. Seperti seorang ibu penjaja roti, Ibu ini meneriakkan dangannya dengan suara yang keras dan lantang “ ROTI…ROTI..”ROTI…ROTI..” diualangnya terus sambil berjalan mengelilingi kompleks. Lain pula dengan anak-anak penjual roti yang lain, anak ini juga mengeluarkan warna suara yang berbeda, “ ROootii…ROootiii …ROootii…ROootii begiitu seterusnya.

Lain Lagi dengan bapak penjual jalangkote yang baru beberapa hari masuk di kompleks, warna suaranya pun berbeda. Dan tahu, sayapun berpikir bahwa bapak itu adalah orang baru dan pasti jalangkote yang di jualnya punya komposisi yang berbeda dari semua penjual jalangkote yang beredar dikompleks. Dan tebakan saya pun tepat. Bapak itu meneriakkan dagangannya dengan keras dan suara yang Unik “ JALAaNGKOTEE…JALAaNGgKOTEE…begitu seterusnya, dan jika saya bandingkan dengan penjual yang lain namun jenisnya sama bapak ini memang memiliki karakteristik sendiri. Kalau penjual lainnya meneriakkan dengan warna datar “Jalaangkoteee….Jalaangkotee…”, tentu beda bukan..?!

Semua penjual-penjual ini memiliki sensasi-sensasi suara yang berbeda, Ada yang Tegas, keras, dan lantang adapula yang datar dan biasa yang intinya agar bisa di dengar. Dan sayapun menikmati sensasi suara-suara itu dan saya berpikir itulah trik berdagang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ang Pao di Tradisi Pernikahan Buton

Memasuki jenjang pernikahan untuk pasangan perawan dan bujang yang telah matang dan “mapan” adalah suatu acara yang sangat di dambakan oleh keduanya, apalagi jika pasangan tersebut telah lama menjalin atau saling mengenal karakter antara keduanya ataupun jika acara tersebut berlangsung karena alasan perjodohan orang tua. Tidak hanya keduanya acara bahagia seperti pernikahan tentu pula sangat dinantikan oleh seluruh keluarga. Seperti beberapa hari ini, saya turut menghadiri dan mengikuti proses pernikahan kedua sahabat saya di Baubau (Buton). Ada rasa bahagia dan campur sari di dalam hati menyaksikan acara pernikahan mereka. Bahagia karena akhirnya keduanya telah menyatu, dipertautkan hatinya oleh Allah SWT dalam suatu ikatan suci pernikahan dan kesedihan karena keadaan status yang sudah berbeda (tidak bisa sebebas saat masih sendiri) serta kecemasan setelah diberondong pertanyaan kapan menyusul ( sedikit miris tapi tak apalah). Proses pernikahan keduanya tentunya menggunakan trad

Waktu dan Jawaban

#Dan Benarlah waktu adalah pemberi jawab yang terbaik.. Ketika kau menunggu dalam waktu yang tak tentu..menanti jawab yang tak kunjung tiba, ketikA itu pula Hatimu gelisah. Lalu apa yang kau lakukan..? Usaha.?? Tentunya iya..,mencari informasi apa yang menjadi objek pencarian..,namun jika telah maksimal maka doalah menjadi tumpuan terakhir. Karena Doa adalah penembus atas hijab, pengubah atas takdir yang ada. Biarkan tangan tangan Ilahi bekerja dengn caranya dan Pasti itu Indah. Indah Cara manusia namun lebih Indah cara Allah. Dia memberimu disaat yang tepat, tepat diwaktu kau membutuhkannya. Dan Dia tau mana yang terbaik buatmu., maka tak terbantahkanlah apa yang menjadi FirmanNYa Dia ta mengujimu di luar kemampuanmu. Dan apa yang menurutmu baik tapi buruk bagiNya begitupula apa yang menurut bagimu buruk tapi itulah yang terbaik bagimu. Lalu apa yang dapat kau ambil..? Berprasangka baiklah selalu padaNYA, sabar dan sederhanalah dalam tiap-tiap hal. Karena segalanya terjadi tentu

Negeri Sapati di Ranah Buton

Amaaaaaaa…..,teriakan Surman memanggil nama Ayahnya yang dilihatnya sudah terbujur kaku, pucat, dan tak bernyawa lagi karena terpaan Ombak keras menggulung sampannya hingga terbalik. Suara tangisnya pecah ditengah kerumunan Warga kampung yang beramai-ramai menggotong beberapa nelayan yang hanyut oleh ganasnya ombak, dan salah satu korbannya adalah Ayah Surman. Sedangkan Ibunya diam, tak mampu berkata apa-apa lagi hanya sesegukan tangis menjadi ekspresi akan kehilangan sosok bapak dan suaminya itu. Kenapa kamu orang kasi keluarkah kita punya barang-barang…? Tanya surman kepada bapak tua seorang rentenir bernama La Maseke. Karena Amamu tidak bisa bayar utangnya sampai sekarang hingga dia mati..!! Berapakah utangnya amaku…?? Ini ambil uangku, Uang yang telah diperolehnya dari hasil menjadi kuli pengangkut dan menjual ikan para nelayan kampung, serta celengan 2 celengan bambu yang telah lama menjadi tabungannya. Utangnya Amamu tidak bisa di bayar dengan semua uangmu itu.., Ama