Langsung ke konten utama

M i s t e r i i l a h i

Serasa baru kemarin saya mendengar keluhannya, curahan hati tentang kesedihannya, kegalauannya dan masa sulit menghadapi perjalanan hidupnya. Tak tau kemana dilabuhkan risau dan gundahnya.

Serasa baru kemarin, saya melihatnya menangis tersedu, menahan sesak di dadanya. Menghadapi masalahnya yang pelik diantara dua keinginan dan pilihan orang tuanya. Tak ada yang mengerti, sementara dia terus diberondong dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak ingin dijawabnya. Menghadapi sindiran-sindiran menyakitkan yang datang dari orang-orang yang di sayanginya.

Serasa baru kemarin pula, saya melihat badannya jatuh, kurus, matanya sayu dan wajahnya yang pucat. Dia tidak enak makan, tidak pula nyenyak tidur. Perasaannya terbawa oleh gelombang dan arus yang tak henti tuk terus menghantam dan menerjangnya.

Berbulan-bulan dijalaninya tanpa sandaran. Dilema dan rapuh.

*****

Kini Kesedihan itu seakan sirna, terhapus dengan sendirirnya . Sedihnya yang kemarin seolah tak ada, dia tersapu oleh gelombang kebahagiaan yang membawanya berlayar dengan tenang, Seperti pula embun yang menguap seiring datangnya hangat mentari pagi. Tak ada risau dan gundah, tak ada tangisnya lagi. Badannya sudah berisi kembali, wajahnya merah ranum, dan mata yang berbinar-binar mengguratkan kebahagiaan.

Kini saya melihatnya berjalan dalam langkah yang melenggang, semangat dan penuh harapan. Ada cinta dan cita di hatinya. Dia seakan ingin terus tertawa bahagia, menari diatas kebahagiaan. Dia seakan ingin memancarkan sinar-sinar kebahagiaan itu kepada orang-orang disekitarnya. Karena kebahagiaannya bukan hanya miliknya tapi ingin dibaginya. Dimiliki dan dirasakan pula oleh orang lain.

Dan Kini pula dia saya kembali mendengar cerita-ceritanya, curahan hatinya. Seperti dia menceritakan kesedihan-kesedihannya. Ada tawa yang terus mengalir. Ada mimpi dan harapan-harapan istimewa yang ingin diraih dan diwujudkanya. Ada nyanyian-nyayian bahagia yang senantiasa disenandungkanya. Dan Ucapan Terimakasih yang sebesar-besarnya Kepada Tuhan yang Maha melihat dan telah mendengar doa-doanya. Sujud syukur slalu untuk-NYA.

*****

Tuhan selalu memberi apa yang kita butuhkan. Dan tak ada yang tahu dari mana sumber-sumber itu berasal dan kapan akan terjadi. Tuhan pula memberi kita pelajaran dari segala masalah dan bukan untuk menjadikan kita lemah tapi menjadikan kita untuk kuat dan lebih kuat.

Kita pula tak bisa menebak-nebak apa yang bakal terjadi dan menimpa diri kita. Mungkin hari ini kita sedih atau mungkin pula hari ini kita bahagia. Boleh juga jika sebaliknya. Kita hanya sebatas bisa berandai-andai. Memimpi dan mengharapkan. Namun kesemuanya bergantung dan kembali pula kepadaNya. Kita Cuma punya doa yang senantiasa dihatur dan panjatkan dalam hati dan sujud-sujud. Doa dan semangat kemauan adalah kekuatan yang besar tuk mencapai harapan dan impian. Dia berupa energy yang tak pernah habis. Serupa suntikan dana yang terus mencair.

Segala apa yang kita punya hanya milikNYA, yang saya tahu apa yang terjadi adalah kehendakNYA. Jika kita mendekat padaNya maka Diapun lebih mendekat. Dan jika menjauh Diapun menjauh. Yang pasti selalu ada prasangka-prasangka baik yang slalu kita hadirkan untukNYA. Atau jika bisa begitupula untuk orang-orang sekitar kita. Tuhan slalu punya rencana-rencana untuk kita, Hujan takkan turun terus mengguyur. suatu saat akan reda dan menampakkan pelangi yang indah.

Sederet peristiwa ini tak ada yang tahu…MISTERI ILAHI….,seperti dalam kutipan lirik lagu “ Misteri Ilahi” Ari Lasso.

Aku masih disini
Mendekap hampa di hati
Yang hingga kini menghantui
Tentang arti hidup ini

Waktu terus berputar
Tanpa bisa menawar
Manisnya segala sanjung puji
Menjadi pahit caci maki

Segala yang terjadi dalam hidupku ini
Adalah sebuah misteri illahi
Perihnya cobaan hanya ujian kehidupan

Lelah kaki melangkah
Tersesat tiada arah
Suara hati semakin lemah
Terkikis oleh amarah

Sesaat aku tersentak
Ingin rasanya ku teriak
Masihkah ada cinta tersisa
Untuk jiwa yang terlunta



Mentari Pagi yang terus kuharap sinarnnya
Medibrata,o8January2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ang Pao di Tradisi Pernikahan Buton

Memasuki jenjang pernikahan untuk pasangan perawan dan bujang yang telah matang dan “mapan” adalah suatu acara yang sangat di dambakan oleh keduanya, apalagi jika pasangan tersebut telah lama menjalin atau saling mengenal karakter antara keduanya ataupun jika acara tersebut berlangsung karena alasan perjodohan orang tua. Tidak hanya keduanya acara bahagia seperti pernikahan tentu pula sangat dinantikan oleh seluruh keluarga. Seperti beberapa hari ini, saya turut menghadiri dan mengikuti proses pernikahan kedua sahabat saya di Baubau (Buton). Ada rasa bahagia dan campur sari di dalam hati menyaksikan acara pernikahan mereka. Bahagia karena akhirnya keduanya telah menyatu, dipertautkan hatinya oleh Allah SWT dalam suatu ikatan suci pernikahan dan kesedihan karena keadaan status yang sudah berbeda (tidak bisa sebebas saat masih sendiri) serta kecemasan setelah diberondong pertanyaan kapan menyusul ( sedikit miris tapi tak apalah). Proses pernikahan keduanya tentunya menggunakan trad

Waktu dan Jawaban

#Dan Benarlah waktu adalah pemberi jawab yang terbaik.. Ketika kau menunggu dalam waktu yang tak tentu..menanti jawab yang tak kunjung tiba, ketikA itu pula Hatimu gelisah. Lalu apa yang kau lakukan..? Usaha.?? Tentunya iya..,mencari informasi apa yang menjadi objek pencarian..,namun jika telah maksimal maka doalah menjadi tumpuan terakhir. Karena Doa adalah penembus atas hijab, pengubah atas takdir yang ada. Biarkan tangan tangan Ilahi bekerja dengn caranya dan Pasti itu Indah. Indah Cara manusia namun lebih Indah cara Allah. Dia memberimu disaat yang tepat, tepat diwaktu kau membutuhkannya. Dan Dia tau mana yang terbaik buatmu., maka tak terbantahkanlah apa yang menjadi FirmanNYa Dia ta mengujimu di luar kemampuanmu. Dan apa yang menurutmu baik tapi buruk bagiNya begitupula apa yang menurut bagimu buruk tapi itulah yang terbaik bagimu. Lalu apa yang dapat kau ambil..? Berprasangka baiklah selalu padaNYA, sabar dan sederhanalah dalam tiap-tiap hal. Karena segalanya terjadi tentu

Negeri Sapati di Ranah Buton

Amaaaaaaa…..,teriakan Surman memanggil nama Ayahnya yang dilihatnya sudah terbujur kaku, pucat, dan tak bernyawa lagi karena terpaan Ombak keras menggulung sampannya hingga terbalik. Suara tangisnya pecah ditengah kerumunan Warga kampung yang beramai-ramai menggotong beberapa nelayan yang hanyut oleh ganasnya ombak, dan salah satu korbannya adalah Ayah Surman. Sedangkan Ibunya diam, tak mampu berkata apa-apa lagi hanya sesegukan tangis menjadi ekspresi akan kehilangan sosok bapak dan suaminya itu. Kenapa kamu orang kasi keluarkah kita punya barang-barang…? Tanya surman kepada bapak tua seorang rentenir bernama La Maseke. Karena Amamu tidak bisa bayar utangnya sampai sekarang hingga dia mati..!! Berapakah utangnya amaku…?? Ini ambil uangku, Uang yang telah diperolehnya dari hasil menjadi kuli pengangkut dan menjual ikan para nelayan kampung, serta celengan 2 celengan bambu yang telah lama menjadi tabungannya. Utangnya Amamu tidak bisa di bayar dengan semua uangmu itu.., Ama