Langsung ke konten utama

Halo Sultra 27 April


April tahun ini,bukan bulan seperti lainnya…Agenda kegiatan yang biasanya diadakan di ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara (Kendari) kini dipusatkan dikota ini,Baubau.Tempat tugasku. Tepatnya 27 April perayaan Hut Sultra. Berbagai hal telah dipersiapkan oleh pemerintah kota,mulai dari pembersihan, pembenahan kota, pemasangan umbul-umbul dan lampion,Persiapan tempat tuk pameran dan  panggung gembira tuk menghibur warga dan tempat tuk upacara tepat di hari ”H”. Semua kegiatan di genjet penyelesaiannya dan itu tidakhanya melibatkan kontrakror sebagai pemborong lokasi pusat kegiatan tapi seluruh elemen masyarakat wajib mendukung.
                Pemilihan lokasi Hut Sultra dalam hal ini pameran berpusat di Kotamara. Lokasi yang berada dipusat kota kelurahan Nganganaumala Kecamatan Murhum. Tempat yang dulunya adalah laut kini disulap menjadi daratan dengan menimbun sebagian areanya. Lokasi yang menarik, cukup eksotik pikirku karena berhadapan langsung dengan laut dan kita bisa melihat kapal-kapal yang masuk baik itu kapal pelni, kapal nelayan, ataupun kapal penumpang lainnya yang berasal dari berbagai daerah  seperti dari Pulau Wakatobi dan Pulau Muna.



Pembukaan Hut sultra seperti biasa diawali dengan karnaval dari perwakilan 12 kota dan kabupaten se-Sultra. Tiap kota dan kabupaten menampilkan atraksi unjuk kebolehan ataupun kelebihan yang dimiliki masing-masing perwakilan daerah. Mobil yang disulap menjadi rumah adat, kapal , kuda yang merupakan ciri yang paling menonjol dari tiap perwakilan kota/kabupaten. Semuanya diarak-arak keliling  kota Baubau dari stadion Betoambari sampai pantai kamali.
Hmmmm…..Sangat menyenangkan, Riuh tepuk tangan warga yang menyaksikan. Tidak terkecuali saya dan kawan kawan lainnya.
Pesona Hut Sultra ke 47 seketika menyulap kota penuh dengan gemerlapan.  Sontak mengubah keadaan menjadi riuh,lebih ramai dari biasanya. Pergelaran pameran pembangunan, Kegiatan arung sejarah bahari dn berbagai kegiatan lainnya menjadi magnet masyarakat sekitar tuk berkunjung. Menginjakkan kaki sekedar jalan-jalan ataupun menjadi utusan kota/kabupaten lain tuk mengikuti kegiatan.


Tak luput pula roda perekonomian sesaat menjadi laju,karena jika dipikir disaat tanggal 23-27 yang kata orang adalah tanggal “tua” tetapi minat konsumtif masyarakat cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan penjualan yang melonjak  malah ada yang merasa kekurangan stok karena habis diserbu pembeli. Apakah ini sebuah prestasi atau prestice..?wallahualam…:)
Tapi bukan masalah bagi saya,mungkin ini adalah saatnya, setahun sekali.Namun yang cukup berarti bagi kegiatan ini merupakan moment yang penuh kesan.
                Moment yang penuh kesan , kembali bertemu, berkumpul dengan  kawan-kawan, kerabat,sahabat dari luarkota Baubau. Penuh ceria, bahagia…..mengulang kembali romansa sesaat masih bersama.
Sesaat memang Cuma sesaat, hanya dalam waktu 4(empat)hari saja. Selang waktu diisi menjadi guide Gadungan demi kawan-kawan .hehehe. Memberi sedikit penjelasan tentang tempat-tempat wisata. Mulai dari Keraton Kesultanan  Buton dengan Benteng terluas di Dunia yang luasnya sekitar 23 Ha, Tempat nongkrong keluarga Wantiro dengan sajian sarabba plus gorengannya, Bukit Kolema dengan tulisan Baubaunya, Air jatuh Tirta Rimba,Pantai Nirwana dengan pemandangan eksotik dan pasir putihnya hingga pusat belanja barang/pakaian bekas Pasar Wameo. Hmmmmm….Lelah tapi sangat menyenangkan.




                Dari seluruh tempat yang dikunjungi semuanya member ikesan yang yang baik. “Baubau memang kota yang cantik”. Kata mereka. Kota yang dikelilingi oleh pantai dan jalannya banyak berupa tanjakan tak menyurutkan hati tuk kembaliberkunjung disuatu saat nanti. Skali lagi “So wonderful” kata mereka.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ang Pao di Tradisi Pernikahan Buton

Memasuki jenjang pernikahan untuk pasangan perawan dan bujang yang telah matang dan “mapan” adalah suatu acara yang sangat di dambakan oleh keduanya, apalagi jika pasangan tersebut telah lama menjalin atau saling mengenal karakter antara keduanya ataupun jika acara tersebut berlangsung karena alasan perjodohan orang tua. Tidak hanya keduanya acara bahagia seperti pernikahan tentu pula sangat dinantikan oleh seluruh keluarga. Seperti beberapa hari ini, saya turut menghadiri dan mengikuti proses pernikahan kedua sahabat saya di Baubau (Buton). Ada rasa bahagia dan campur sari di dalam hati menyaksikan acara pernikahan mereka. Bahagia karena akhirnya keduanya telah menyatu, dipertautkan hatinya oleh Allah SWT dalam suatu ikatan suci pernikahan dan kesedihan karena keadaan status yang sudah berbeda (tidak bisa sebebas saat masih sendiri) serta kecemasan setelah diberondong pertanyaan kapan menyusul ( sedikit miris tapi tak apalah). Proses pernikahan keduanya tentunya menggunakan trad

Waktu dan Jawaban

#Dan Benarlah waktu adalah pemberi jawab yang terbaik.. Ketika kau menunggu dalam waktu yang tak tentu..menanti jawab yang tak kunjung tiba, ketikA itu pula Hatimu gelisah. Lalu apa yang kau lakukan..? Usaha.?? Tentunya iya..,mencari informasi apa yang menjadi objek pencarian..,namun jika telah maksimal maka doalah menjadi tumpuan terakhir. Karena Doa adalah penembus atas hijab, pengubah atas takdir yang ada. Biarkan tangan tangan Ilahi bekerja dengn caranya dan Pasti itu Indah. Indah Cara manusia namun lebih Indah cara Allah. Dia memberimu disaat yang tepat, tepat diwaktu kau membutuhkannya. Dan Dia tau mana yang terbaik buatmu., maka tak terbantahkanlah apa yang menjadi FirmanNYa Dia ta mengujimu di luar kemampuanmu. Dan apa yang menurutmu baik tapi buruk bagiNya begitupula apa yang menurut bagimu buruk tapi itulah yang terbaik bagimu. Lalu apa yang dapat kau ambil..? Berprasangka baiklah selalu padaNYA, sabar dan sederhanalah dalam tiap-tiap hal. Karena segalanya terjadi tentu

Negeri Sapati di Ranah Buton

Amaaaaaaa…..,teriakan Surman memanggil nama Ayahnya yang dilihatnya sudah terbujur kaku, pucat, dan tak bernyawa lagi karena terpaan Ombak keras menggulung sampannya hingga terbalik. Suara tangisnya pecah ditengah kerumunan Warga kampung yang beramai-ramai menggotong beberapa nelayan yang hanyut oleh ganasnya ombak, dan salah satu korbannya adalah Ayah Surman. Sedangkan Ibunya diam, tak mampu berkata apa-apa lagi hanya sesegukan tangis menjadi ekspresi akan kehilangan sosok bapak dan suaminya itu. Kenapa kamu orang kasi keluarkah kita punya barang-barang…? Tanya surman kepada bapak tua seorang rentenir bernama La Maseke. Karena Amamu tidak bisa bayar utangnya sampai sekarang hingga dia mati..!! Berapakah utangnya amaku…?? Ini ambil uangku, Uang yang telah diperolehnya dari hasil menjadi kuli pengangkut dan menjual ikan para nelayan kampung, serta celengan 2 celengan bambu yang telah lama menjadi tabungannya. Utangnya Amamu tidak bisa di bayar dengan semua uangmu itu.., Ama