Berada dalam lingkungan teman-teman yang penuh semangat ,gairah hidup tentu membawa dampak yang positif bagi diri pribadi. Pribadi merasa pula punya semangat meski hal yang digeluti tidaklah sama. Mengambil satu pernyataan ”mengapa dia bisa saya tidak bisa”. Hal yang menjadi acuan tuk terus maju, berkreasi,memikirkan,menuangkan ide sebaiknya apa yang bisa disumbangkan tuk negeri ini, tuk membantu orang lain ataupun apalah yang bernilai positif.
Tak sedikit orang-orang yang mempunyai pemikiran bijak seperti ini. Namun sedikit orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan pemikiran tersebut. Mengaplikasikan dan/atau menyatakan bahwa beginilah pemikiran saya, inilah ide saya. Entahlah terkendala dimana, apakah itu pengaruh himpitan ekonomi atau memang punya gen tuk berkreasi dan berinovasi.
Sayapun kembali teringat dengan salah satu kawan saya yang memiliki pemikiran seperti itu. Hidupnya penuh gairah, semangat tuk berkreasi,menciptakan hal yang unik,memiliki nilai komersil yang tak kalah saing dengan produk-produk lain. Dan kalau dipikir dia seorang yang berkelebihan dalam hal materi, semua serba ada. Namun hal ini takmenyurutkan Keinginan tuk terus berkreasi,berusaha,mengembangkan ide dengan segala daya dan upaya minimal untuk membantu diri sendiri tak bergantung lagi dari orang tua, ini salah salah satu jawaban yang terkutip.
Hal yang samapun ku temukan pada salah satu teman yang baru saja kukenal melalui teman pula. Pertemuan yang sederhana. Pertemuan yang awalnya hanya sekedar nongkrong di toko souvenir miliknya. Dan ternyata diapun punya semangat yang sama dengan kawan saya di atas.. Berbagai macam olahan dikelolanya. Mulai dari makanan khas sampai dengan kain tenun khas buton. Hal yang menarik adalah dia memanfaatkan kain perca atau bahan sisa potongan kain tenun tuk dibuat sal,tempat pensil dan tas dengan bentuk lucu dan unik. Dia pandai melihat potensi, hal apa saja yang bagus tuk dikembangkan namun disesuaikan dengan apa yang dimiliki. Otaknya penuh dengan ide tuk terus berkarya, padahal jika dipikir dia punya pekerjaan tetap. Tapi inilah hidupnya. Dalam salah percakapan terkutip
” Waktu kuliah dulu saya tak pernah memikirkan nilai potensi akademik, IPK saya pun waktu lulus tak mencapai standar kurang 0,5. Saya berpikir nilai itu gampang saja diperoleh,apakah melalui teman ataupun cara-cara lain. Namun yang terpenting bagi saya adalah aplikasi ilmu saya, bagaimana bisa memanfaatkannya tuk orang lain setelah saya menyelesaikan kuliah nanti”.
Dan hasil perkataanya pun dibuktikan sekarang. Dia pernah menjuarai lomba UKM tingkat Prov Sultra peringkat I dan Harapan II tingkat Nasional. Prestasi yang mengagumkan dan membanggakan.
Saya pun berkesimpulan bahwa itu adalah passion mereka. Yakni mereka memadukan bakat, hobby, minat, gairah terhadap suatu aktivitas. Dan passion ini digabungkan dengan action mereka sehingga menjadikan hidup semakin bahagia, semakin hanyut, menggairahkan dan menikmati hidup yang tak hanya sekedar bertahan hidup tapi hidup terus bertambah.
Menjadi bagian dari merekapun saya pun merasa punya semangat, punya rasa senang meski hal yang saya geluti tidaklah sama. Tapi minimal memberi motovasi diri bahwa hidup tak boleh berpangku tangan, mengharapkan sesuatu tanpa usaha dan doa serta tak henti tuk terus berkarya yang positif dibidang masing-masing.
“Merasa Bahagia karena bisa membahagiakan orang lain dan karena kita orang merasa bahagia”
*****Salam Semangat*****
Baubau,10 Mei 2011
Komentar
Posting Komentar