Langsung ke konten utama

Hening Cipta

Cuaca Hari ini seakan turut mendukung kepergiannnya, mengantarkan ke tempat yang paling akhir yang di tempuh dari perjalanan kehidupan seorang manusia. Tempat peristirahatan yang paling kekal, sunyi dan damai. kembali ke Haribaan-Nya. Setiap yang hidup akan mengalami Kematian sebagai titik klimaks dari sebuah perjalanan. Dan hal ini tak satupun yang dapat mengelak, membantah, menolak ataupun menghindarinya. Sebuah takdir dari ilahi. Inilah Qadha dan Qadharnya.

Negara hari ini berkabung, kehilangan seorang abdi bangsa. Mengheningkan cipta sejenak, mengantarkannya ke pusara dalam upacara penghormatan terakhir di desa tempatnya bertugas. Lirih dalam rintihan tangis keluarga yang ditinggalkan dan Ibu pertiwi dalam rintikan hujan mengantarnya ke peristirahatan yang panjang.


(gbr. Ilustrasi mbah Google)

Baru kemarin saya menulis tentangnya, dalam tulisan babinsa pasukan sigap (Kamis,29/3/2012). Sesosok bapak yang sigap. Seorang babinsa (Bintara Pembina Desa) yang siap, tanggap cepat dan tanggung jawab terhadap kondisi desa yang menjadi binaannya. Yang tak lain dan tak bukan hanya semata-mata mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara dalam mempertahankan kedaulatan dan keutuhan Negara Republik Indonesia terhadap segala situasi yang dilihat sebagai ancaman. Ini adalah tugasnya sebagai Anggota TNI, yang memang secara umum tugas seorang prajurit adalah demikian.

Sayapun tidak terlalu dekat mengenalnya. Hanya beberapa kali saja bertemu. karena saya cuma sesekali datang ketempat tugas bapak saat libur dan ada kesempatan. Pertama saya mengenalnya sebagai Anggota bapak waktu masih bertugas di kecamatan kapontori. Namun, setelah bapak pindah tugas di Kecamatan Lasalimu ternyata bapak menariknya kembali sebagai anggota( baca : rekan kerja).

Bapak serda La Kaisi, sesosok prajurit yang baik dan patuh terhadap perintah atasan. Masyarakat sekitar tempatnya selalu bertugas mengenalnya sebagai seorang yang baik dan peduli. Kepedulian dan tanggapnya terhadap masalah-masalah masyarakat menjadikannya sebagai seorang yang disenangi oleh orang-orang disekitarnya. Dan bapak sayapun juga berpendapat demikian.
Bapak serda La kaisi meninggal tak terduga. Dia hanya merasakan sakit di dada dan hatinya seketika. Lalu keringat mengguyur tubuhnya sebesar biji jagung. Setengah jam dirasakannya, setelah itu malaikat Izrail menjemputnya. Nafasnya berhenti berhembus dan Nyawapun lepas dari raganya.

Kematian memang tak disangka-sangka. Bisa hari ini bisa pula esok. Detik ini atau sebentar. Saat ini mungkin kita masih bercerita, becengkrama, senda gurau atau bekerja tapi tak di diketahui apa yang akan terjadi setelah itu. Sepertipun juga saya. Mungkin hari ini Saya masih bisa menulis tentang kematian seseorang, tapi bisa jadi besok sayalah yang menjadi tertulis kematiannya. Tak seorangpun kan Tahu. Kita cuma sebatas berencana namun Alloh SWT-lah yang menentukan.


Selamat jalan Pak Kaisi, Hening cipta seraya berdoa untuk mengiring perjalanan akhirmu.


Saat mendengar berita duka
Baubau,9 April2012


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ang Pao di Tradisi Pernikahan Buton

Memasuki jenjang pernikahan untuk pasangan perawan dan bujang yang telah matang dan “mapan” adalah suatu acara yang sangat di dambakan oleh keduanya, apalagi jika pasangan tersebut telah lama menjalin atau saling mengenal karakter antara keduanya ataupun jika acara tersebut berlangsung karena alasan perjodohan orang tua. Tidak hanya keduanya acara bahagia seperti pernikahan tentu pula sangat dinantikan oleh seluruh keluarga. Seperti beberapa hari ini, saya turut menghadiri dan mengikuti proses pernikahan kedua sahabat saya di Baubau (Buton). Ada rasa bahagia dan campur sari di dalam hati menyaksikan acara pernikahan mereka. Bahagia karena akhirnya keduanya telah menyatu, dipertautkan hatinya oleh Allah SWT dalam suatu ikatan suci pernikahan dan kesedihan karena keadaan status yang sudah berbeda (tidak bisa sebebas saat masih sendiri) serta kecemasan setelah diberondong pertanyaan kapan menyusul ( sedikit miris tapi tak apalah). Proses pernikahan keduanya tentunya menggunakan trad

Waktu dan Jawaban

#Dan Benarlah waktu adalah pemberi jawab yang terbaik.. Ketika kau menunggu dalam waktu yang tak tentu..menanti jawab yang tak kunjung tiba, ketikA itu pula Hatimu gelisah. Lalu apa yang kau lakukan..? Usaha.?? Tentunya iya..,mencari informasi apa yang menjadi objek pencarian..,namun jika telah maksimal maka doalah menjadi tumpuan terakhir. Karena Doa adalah penembus atas hijab, pengubah atas takdir yang ada. Biarkan tangan tangan Ilahi bekerja dengn caranya dan Pasti itu Indah. Indah Cara manusia namun lebih Indah cara Allah. Dia memberimu disaat yang tepat, tepat diwaktu kau membutuhkannya. Dan Dia tau mana yang terbaik buatmu., maka tak terbantahkanlah apa yang menjadi FirmanNYa Dia ta mengujimu di luar kemampuanmu. Dan apa yang menurutmu baik tapi buruk bagiNya begitupula apa yang menurut bagimu buruk tapi itulah yang terbaik bagimu. Lalu apa yang dapat kau ambil..? Berprasangka baiklah selalu padaNYA, sabar dan sederhanalah dalam tiap-tiap hal. Karena segalanya terjadi tentu

Negeri Sapati di Ranah Buton

Amaaaaaaa…..,teriakan Surman memanggil nama Ayahnya yang dilihatnya sudah terbujur kaku, pucat, dan tak bernyawa lagi karena terpaan Ombak keras menggulung sampannya hingga terbalik. Suara tangisnya pecah ditengah kerumunan Warga kampung yang beramai-ramai menggotong beberapa nelayan yang hanyut oleh ganasnya ombak, dan salah satu korbannya adalah Ayah Surman. Sedangkan Ibunya diam, tak mampu berkata apa-apa lagi hanya sesegukan tangis menjadi ekspresi akan kehilangan sosok bapak dan suaminya itu. Kenapa kamu orang kasi keluarkah kita punya barang-barang…? Tanya surman kepada bapak tua seorang rentenir bernama La Maseke. Karena Amamu tidak bisa bayar utangnya sampai sekarang hingga dia mati..!! Berapakah utangnya amaku…?? Ini ambil uangku, Uang yang telah diperolehnya dari hasil menjadi kuli pengangkut dan menjual ikan para nelayan kampung, serta celengan 2 celengan bambu yang telah lama menjadi tabungannya. Utangnya Amamu tidak bisa di bayar dengan semua uangmu itu.., Ama