Langsung ke konten utama

Kalian diantara Keinginan

Ah…mungkin belum saatnya. Saya belum bisa. Memperhadapkan diri dengan sesuatu yang paling tak ingin ku dengar. Mungkin tidak untuk saat ini. Meski hampir setiap saat ku dengar saat kita bertemu dalam berbagai pertemuan yang disengaja. Tapi bukan tuk membahas sesuatu yang masih terdengar sakit ditelinga (sejujurnya) bahkan terkadang menohok dan merajam susunan Puzzle hati yang baru saja ku tata.

Rasa kalian memang serupa tapi tak sama. Bentuk perhatian dalam joke, serius, sekedar iseng atapun celetukan kuhargai. Kusambut dalam cerita yang sama bahkan kutambahkan. Kutunjukkan dengan semangat, gelak tawa dan seolah bukan sesuatu yang menyindir. Meski kupahami adalah sindiran yang begitu halus. Tapi tetap saja tidak. Saya belum bisa mengubah pendirian. Hal itu masih sesak meski terasa kuingin bebas. Serupa burung yang terbang melebarkan sayapnya. Menghempaskan semua beban.

Kalian dan keinginan itu tak bisa terpaksakan untukku. Meski keinginan itu begitu tulus. Begitu ikhlas. Rasa sedih yang tertampakkan adalah empati yang tak bisa kukabulkan. Tak bisa ku jelmakan dalam nyata. Dia hanyalah mimpi yang hanya bisa ditemui dalam tidur lelap malam-malamku. Ya, masih gelap. Mimpi itu belum menemui pagi. Masih tidur dalam nyenyaknya.

Mengapa..? jangan tanya kenapa? Entahlah. Tapi kutahu kalian pasti tlah mengetahui jawabnya. Tanya itu tak mesti kujawab bukan..?! tanya itu pula bukanlah teka-teki silang yang harus terisi jika tlah menemukan salah satu hurufnya. Masih banyak yang belum bisa tuk diterima. Direspon dengan hangat. Serangkaian peristiwa lampau belum bisa mengubah pemikiranku. Masih beku. Maaf, musim panas ternyata belum tiba.

Maaf atas yang tlah terjadi memang tlah termaafkan. Tapi masa tak bisa memutar waktu. Masa kiini sama tapi rasa tidakkan pernah lagi sama. Membuangnya mungkin bisa tapi tidak dengan kenangan. Ia terasa begitu lekat dan membungkus. Bukanlah prasangka yang ingin terbangunkan selanjutnya.Tapi masih membutuhkan waktu tuk melenyapkan segala prasangka. Masih membutuhkan dinding baja tuk menahannya dari benturan keras .

Keinginan itu adalah sesuatu yang hilang. Yang pada suatu saat mungkin kan kucari dan kutemukan, tapi mungkin juga kan ku lepaskan. Membiarkan terhapus oleh masa yang kan terus menggerusnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ang Pao di Tradisi Pernikahan Buton

Memasuki jenjang pernikahan untuk pasangan perawan dan bujang yang telah matang dan “mapan” adalah suatu acara yang sangat di dambakan oleh keduanya, apalagi jika pasangan tersebut telah lama menjalin atau saling mengenal karakter antara keduanya ataupun jika acara tersebut berlangsung karena alasan perjodohan orang tua. Tidak hanya keduanya acara bahagia seperti pernikahan tentu pula sangat dinantikan oleh seluruh keluarga. Seperti beberapa hari ini, saya turut menghadiri dan mengikuti proses pernikahan kedua sahabat saya di Baubau (Buton). Ada rasa bahagia dan campur sari di dalam hati menyaksikan acara pernikahan mereka. Bahagia karena akhirnya keduanya telah menyatu, dipertautkan hatinya oleh Allah SWT dalam suatu ikatan suci pernikahan dan kesedihan karena keadaan status yang sudah berbeda (tidak bisa sebebas saat masih sendiri) serta kecemasan setelah diberondong pertanyaan kapan menyusul ( sedikit miris tapi tak apalah). Proses pernikahan keduanya tentunya menggunakan trad

Korean Foods di Baubau

Korea...? siapa yang tak kenal dengan korea. Negara dengan sebutan negeri ginseng ini memiliki berbagai macam jenis makanan khas.Hmmmm...pasti enak.(pikiran yang slalu saja  muncul jika berhadapan dengan sesuatu bernama makanan).tepatnya punya hobby makan dan mencicipi masakan-masakan baru.hehehe. Berawal dari kecintaan seorang teman mengenai segala sesuatu tentang korea, mulai dari Film, model baju, lagu, asesoris dan apapun itu yang penting menyangkut korea, lalu dia meminta tuk dicarikan makanan khas korea yang katanya ada di sini ( Baubau ). Pikirku, adakah? dengan panjang lebar diapun menceritakan dan menyebutkan restoran yang menyajikan makanan korea itu. Namanya "Restoran Mira" . sayapun sampai tercengang mendengar penjelasannya, sampai sebegitu detil dia mengetahui semua informasi meski tak sekalipun dia pernah berkunjung ke sini. Bahkan lebih takjub lagi, saking fansnya terhadap Korea, tidak lama lagi dia akan ke Korea sekedar tuk jalan-jalan . Sebagai backpaker.

Tokkek...Tokkek...Tokkek..."Ganjil"

Entah datang darimana dan sudah berapa lama Si Tokek muncul. Si Tokek yang dengan betahnya mendirikan rumah di belakang lemari pakaian saya. Setahu saya, dia datang tak mengetuk atau memberi salam bahkan meminta izin untuk tinggal selayaknya warga yang menempati rumah baru yang mengurus segala dokumen pindahnya ke kelurahan. Dia pun tak memiliki IMB... (manusia kali yak..). Kata si tokek " ni yang sinting saya atau yg punya blog ni yak..??" pake ngurus kesana-kemari.., Epenkah...??hehe Tokek yang bernama latin Gekko Geccko merupakan hewan reptil yang biasa juga disebut cecak besar. Habitatnya di lubang pepohonan di hutan atau di rekahan batuan atau gua; namun sebagian jenisnya juga beradaptasi dengan lingkungan manusia dan bersifat komensal. Tokek memiliki kulit punggung tertutupi oleh sisik-sisik granular, bercampur dengan bintil-bintil yang agak besar. Pupil mata tegak bentuk jorong, dengan tepi yang bergerigi. Jari-jari kaki depan dan belakang tumbuh sempurna, mel