Langsung ke konten utama

3 jam dalam Kebersamaan

Memiliki ketertarikan yang sama dalam hobby memang slalu menjadi awal yang menarik untuk saling berinteraksi dan bertukar pikiran. Menceritakan hal-hal yang mendukung tentang kegemaran bahkan kadang menyerempet soal pribadi. Hobby potret-memotret, tulis-menulis dan wisata kuliner menjadi hal yang menyatukan. 
Kepulangan saya ke rumah yang hanya 3 hari menjadi ajang untuk bersilaturahim, berkumpul bersama keluarga dan sahabat. Menyempatkan diri untuk berbagi adalah hal yang menyenangkan. 

Sore yang teduh ini membawa tuk menyusuri jalan sepanjang teluk kendari. Mengambil gambar suasana teluk kala sore menjelang malam.klik..,jepret. Bunyi kamera itu dan diselingi dengan beberapa percakapan dan candaan. tawa renyah menyembur bersama semilir angin yang berhembus. Ya. Hobby memotret belajar menjadi fotografer meski hanya bermodalkan kamera biasa dan Hp bukanlah masalah. Paling tidak ini sebagai penyaluran bakat. Salah satu hasil dari jepretan sahabat

Setelah puas dengan beberapa jepretan, langkah selanjutnya adalah wisata kuliner. Kali ini singgah di sebuah warung pisang epek "Mai Tora". Warung yang terletak di salah satu jejeran warung lainnya di wilayah kendari Beach. Warung ini memang sangat terkenal dengan kekhasan rasa dalam saus pisang epeknya. Rasanya yang manis dan pas di lidah membuat pengunjung untuk bisa datang lagi di lain waktu dan kesempatan. Seperti dalam namanaya "Mai Tora" yang artinya datang lagi (bahasa Muna). Kami pun sempat menanyakan resepnya kepada bapak penjualnya. namun hanya sedikit bocoran yang diberikan, 'Gula merah dan tepung' katanya. Selebihnya off the record. Rahasia perusahaan. Kami memaklumi akan hal itu dan kami pun menerka-nerka apa kiranya bumbu yang lainnya sekiranya nanti bisa dipraktekkan di rumah. 

Tak terasa kebersamaan itu terceraikan juga oleh waktu. Meski cuma 3 jam namun memberi sejuta manfaat. Sejuta bahagia bahwa hidup indah karena ada saling berbagi dan peduli.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ang Pao di Tradisi Pernikahan Buton

Memasuki jenjang pernikahan untuk pasangan perawan dan bujang yang telah matang dan “mapan” adalah suatu acara yang sangat di dambakan oleh keduanya, apalagi jika pasangan tersebut telah lama menjalin atau saling mengenal karakter antara keduanya ataupun jika acara tersebut berlangsung karena alasan perjodohan orang tua. Tidak hanya keduanya acara bahagia seperti pernikahan tentu pula sangat dinantikan oleh seluruh keluarga. Seperti beberapa hari ini, saya turut menghadiri dan mengikuti proses pernikahan kedua sahabat saya di Baubau (Buton). Ada rasa bahagia dan campur sari di dalam hati menyaksikan acara pernikahan mereka. Bahagia karena akhirnya keduanya telah menyatu, dipertautkan hatinya oleh Allah SWT dalam suatu ikatan suci pernikahan dan kesedihan karena keadaan status yang sudah berbeda (tidak bisa sebebas saat masih sendiri) serta kecemasan setelah diberondong pertanyaan kapan menyusul ( sedikit miris tapi tak apalah). Proses pernikahan keduanya tentunya menggunakan trad

Korean Foods di Baubau

Korea...? siapa yang tak kenal dengan korea. Negara dengan sebutan negeri ginseng ini memiliki berbagai macam jenis makanan khas.Hmmmm...pasti enak.(pikiran yang slalu saja  muncul jika berhadapan dengan sesuatu bernama makanan).tepatnya punya hobby makan dan mencicipi masakan-masakan baru.hehehe. Berawal dari kecintaan seorang teman mengenai segala sesuatu tentang korea, mulai dari Film, model baju, lagu, asesoris dan apapun itu yang penting menyangkut korea, lalu dia meminta tuk dicarikan makanan khas korea yang katanya ada di sini ( Baubau ). Pikirku, adakah? dengan panjang lebar diapun menceritakan dan menyebutkan restoran yang menyajikan makanan korea itu. Namanya "Restoran Mira" . sayapun sampai tercengang mendengar penjelasannya, sampai sebegitu detil dia mengetahui semua informasi meski tak sekalipun dia pernah berkunjung ke sini. Bahkan lebih takjub lagi, saking fansnya terhadap Korea, tidak lama lagi dia akan ke Korea sekedar tuk jalan-jalan . Sebagai backpaker.

Tokkek...Tokkek...Tokkek..."Ganjil"

Entah datang darimana dan sudah berapa lama Si Tokek muncul. Si Tokek yang dengan betahnya mendirikan rumah di belakang lemari pakaian saya. Setahu saya, dia datang tak mengetuk atau memberi salam bahkan meminta izin untuk tinggal selayaknya warga yang menempati rumah baru yang mengurus segala dokumen pindahnya ke kelurahan. Dia pun tak memiliki IMB... (manusia kali yak..). Kata si tokek " ni yang sinting saya atau yg punya blog ni yak..??" pake ngurus kesana-kemari.., Epenkah...??hehe Tokek yang bernama latin Gekko Geccko merupakan hewan reptil yang biasa juga disebut cecak besar. Habitatnya di lubang pepohonan di hutan atau di rekahan batuan atau gua; namun sebagian jenisnya juga beradaptasi dengan lingkungan manusia dan bersifat komensal. Tokek memiliki kulit punggung tertutupi oleh sisik-sisik granular, bercampur dengan bintil-bintil yang agak besar. Pupil mata tegak bentuk jorong, dengan tepi yang bergerigi. Jari-jari kaki depan dan belakang tumbuh sempurna, mel