Kejadian, kisah hidup selalu menjadi inspirasi dari sebuah karya, entah apakah itu kisah nyata atau sekedar skenario buatan yang diciptakan seorang penulis atau sutradara. Karya yang tertuang dalam sebuah tulisan atau film yang dapat dinikmati oleh pembaca atau penonton. Menjadi penikmat dari keduanya adalah hal yang menyenangkan bagi saya. Menyaksikan dan memperhatikan pesan-pesan yang ingin disampaikan dari karya tersebut. Bentuk visualisasi dari sebuah karya adalah film yang kiranya bisa menggugah pikiran dan hati seorang penikmatnya. Film yang baru dan akan saja diluncurkan oleh Alenia dan skylar adalah sebuah karya yang sangat menggugah dan menginspirasi. Kesedihan, kegembiraan, persatuan, kasih sayang, perdamaian,harapan, persahabatan menjadi pesan-pesan yang ingin disampaikan. Meski hanya menonton behind the scene, wawacara singkat dengan penulis atau sutradara melalui stasiun TV sudah memberi gambaran bagaimana film itu.
Serdadu Kumbang sebuah karya dari Alenia dan penulisnya Jeremias Nyangoen menyajikan kembali tayangan inspiratif dalam bidang pendidikan dan keterbatasannya setelah film "Denias" yang sempat meledak di pasaran dan menyabet beberapa penghargaan di tingkat nasional dan internasional.
Kali ini Alenia menyajikan hal yang sama dalam film "Serdadu Kumbang"nya. Film yang mengambil daerah pulau Sumbawa ini mengisahkan seorang anak Amek (Yudi Miftahudin) dengan keterbatasan tubuhnya dan ekonomi. Amek Memiliki kekurangan lahir, bibir sumbing. Dan ia hanya tinggal bersama ibu dan kakaknya. Ayahnya pergi menjadi TKI ke Malaysia sudah tiga tahun, tidak pernah pulang dan selama itu pula tak memberikan nafkah. Ibunyalah yang menopang perekonomian keluarga. Tapi ditengah keterbatasan itu ia tak mempedulikannya. Tetap sekolah meski dia juga tak lulus ujian tahun lalu di sekolahnya. Satu hal yang menyolok dalam keluarga Amek adalah perbedaan dia dan kakaknya Minun. Minun dengan seabrek penghargaan,segudang prestasi, piala dan sertifikat berjejer di ruang tamu. Hal yang aneh. Namun perbedaan ini adalah persatuan dalam keluarga. Bahkan minun sangat menyayangi Amek.
Diluar desa mereka terdapat sebuah pohon yang tidak terlalu tinggi namun letaknya persis di bibir tebing, menghadap ke laut lepas. mereka menyebutnya pohon cita-cita. Pohon yang unik dimana hampir di tiap dahannya digantung sebotol warna-warni yang berisi nama dan cita-cita yang mengikatnya. Sebuah gambaran tentang cita-cita, menggugah kita harus selalu punya harapan dan cita-cita.
Keterbatasan yang dimiliki Amek bukan berarti dia memiliki keterbatasan di bidang yang lain. Namun, justru Tuhan memberikan kasihnya dengan banyak kelebihan, salah satunya dengan mahir berkuda. Hal yang jarang dimiliki seorang anak-anak seumur Amek. Kuda adalah teman ceritanya, tempat curhatnya termasuk tentang cita-citanya seakan kuda itupun mengerti apa maksud Amek. Tapi apakah cita-cita Amek tak seorangpun tahu. Kekurangannya membuatnya sadar menjauhkan ia dari cita-citanya. Menyedihkan.
Kisah yang hampir samapun diangkat oleh Skylar "Surat Kecil untuk Tuhan". Kisah yangg diambil dari kisah nyata seorang anak gadis berusia 13 tahun penderita Kanker jaringan Lunak (Rhabdomyosarcoma) yang pertama terjadi di Indonesia.
Gita Sesa Wanda Cantika (Keke).
Film yang menyampaikan pesan kepada kita untuk tidak mudah menyerah dalam menjalani kehidupan dan agar selalu berjuang menjalani kehidupan selanjutnya. Inspiratif kalau boleh saya mengatakannya. Penyakit yang menghinggapi tubuh keke tak menyurutkannya tuk tetap bersemangat dalam menjalani hidup meski kematian itu segera menjemputnya. Kematian memang takdir yang sudah digariskan oleh sang pencipta bagi tiap makhluk yang bernyawa. Wajib hukumnya. Pesan rohani yang tersampaikan dari film ini.
Namun begitu tak ada kata menyerah terus berusaha menghadapi kenyataan pahit yang dimilikinya. Serangkaian pengobatanpun dijalani, kemoterapi dan radiasi hampir setahun lamanya. kisah yang menyedihkan dan mengharukan. Dalam penderitaannya ini alhamdulillah Keke dikelilingi orang-orang yang penuh cinta, kasih sayang dan peduli. Mulai dari orang tua, kedua kakaknya, enam orang sahabat dan kekasihnya. Saya kira ini adalah semangat hidup. Cinta dan kepedulian itu adalah semangat hidup.
Bagaimana sebenarnya ending dari kedua film ini sayapun belum mengetahuinya. Tapi dari tayangan yang telah ditampilkan cukup memberikan saya inspirasi dan gambaran bahwa bagian kecil kehidupan itu sejatinya seperti demikian. Tuhan memberikan kekurangan tapi juga kelebihan, memberikan kelemahan namun juga kekuatan, kebencian dan kasih sayang. Semuanya berpasangan dan tak ada yang sempurna. Wujud kesyukuran adalah tanda terimakasih kepadaNya. InsyaAllah nikmat itu bertambah. Kata yang terkutip dalam firmannya Q.S Ibrahim:7. Dan sebuah senandung D'Masiv "Jangan Menyerah".
karya-karya seperti ini memang akan selalu ditunggu untuk mengimbangi gebyar tayangan televisi yang banyak menipu.
BalasHapussalam kenal kembali.
yup, sepakat karya seperti inilah yang membangun jiwa..
BalasHapus