Langsung ke konten utama

Taman Kota (dalam) Wajah



Riuh pagi suara alam memang tak pernah henti.  Itulah sekian dari banyak nikmat Tuhan yang tercipta tuk dinikmati penghuni bumi..seakan tak pernah lelah , lupa bahkan lalai meski sedikit..

Itulah Pagi yang bisa ku katakan  hari ini..

Masih pagi..tapi mentari sudah mulai terik. Mungkin efek kemarau panjang, tapi tetap tak menghentikan gerak langkah kaki manusia-manusia pencari keringat tuk  meluruhkan penat seminggu dalam aktivitas padat.

Pagi yang penuh dan memang selalu penuh dalam sebuah taman. Warga menyebutnya taman kota. Sebuah sarana yang disediakan oleh pemerintah tuk melakukan melakukan  berbagai aktivitas. Mulai dari olah raga, bermain, belajar, kuliner, mejeng bahkan cuci mata.
Menjadi dan memperoleh kesehatan memanglah mudah cukup dengan menghirup udara pagi lalu membuangnya , berjalan kaki atau bahkan berlari-lari kecil beberapa meter cukup tuk membakar kalori dan lemak yang tertimbun dalam tubuh. Senam pagi juga tak kalah SKJ, aerobic, jantung sehat, poco-poco dan lulo bersama selalu dihadirkan di moment pagi yang slalu menambah semangat dalam kebersamaan.


Menikmati moment- moment pagi seperti ini seakan tak ingin terlewatkan setiap minggunya. Menikmati aneka kuliner burjo, buryam dan lainnya seolah menjadi satu paket yang tak terpisahkan. Tak hanya itu aneka arena bermain mengajak anak dan orangtua senantiasa selalu dekat dan menciptakan pemahaman bahwa diantara kesibukan mereka ada satu hari dalam kebersamaan yang hangat tuk merekatkan hubungan emosional keluarga yang sengaja diiciptakan bersama menikmati alam.
Taman Kota kendari


Maka sangatlah tepat kiranya jika ada sebuah kalimat latin “Men Sana ini Corpore Sano” di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Makna sehat tak hanya sehat jasmani tapi juga rohani. Tubuh –tubuh yang sehat menghadirkan jiwa-jiwa yang sehat yang tentunya membantu keseharian kita dalam bekerja dan berpikir secara sehat.
Iya…masih pagi. Saya merekamnya dalam catatan kecil ini. 

Pagi yang selalu menghadirkan banyak makna tuk membuka mata bahwa embun yang hadir tak selamanya adalah selimut dingin yang bisa membuatmu menggigil, tapi ia adalah kekuatan pagi yang menantang kita tuk bangun, bangkit , berdiri hingga belari.

Terima Kasih PadaMu sang Pemilik Pagi..

Taman kota, 30 November 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ang Pao di Tradisi Pernikahan Buton

Memasuki jenjang pernikahan untuk pasangan perawan dan bujang yang telah matang dan “mapan” adalah suatu acara yang sangat di dambakan oleh keduanya, apalagi jika pasangan tersebut telah lama menjalin atau saling mengenal karakter antara keduanya ataupun jika acara tersebut berlangsung karena alasan perjodohan orang tua. Tidak hanya keduanya acara bahagia seperti pernikahan tentu pula sangat dinantikan oleh seluruh keluarga. Seperti beberapa hari ini, saya turut menghadiri dan mengikuti proses pernikahan kedua sahabat saya di Baubau (Buton). Ada rasa bahagia dan campur sari di dalam hati menyaksikan acara pernikahan mereka. Bahagia karena akhirnya keduanya telah menyatu, dipertautkan hatinya oleh Allah SWT dalam suatu ikatan suci pernikahan dan kesedihan karena keadaan status yang sudah berbeda (tidak bisa sebebas saat masih sendiri) serta kecemasan setelah diberondong pertanyaan kapan menyusul ( sedikit miris tapi tak apalah). Proses pernikahan keduanya tentunya menggunakan trad

Waktu dan Jawaban

#Dan Benarlah waktu adalah pemberi jawab yang terbaik.. Ketika kau menunggu dalam waktu yang tak tentu..menanti jawab yang tak kunjung tiba, ketikA itu pula Hatimu gelisah. Lalu apa yang kau lakukan..? Usaha.?? Tentunya iya..,mencari informasi apa yang menjadi objek pencarian..,namun jika telah maksimal maka doalah menjadi tumpuan terakhir. Karena Doa adalah penembus atas hijab, pengubah atas takdir yang ada. Biarkan tangan tangan Ilahi bekerja dengn caranya dan Pasti itu Indah. Indah Cara manusia namun lebih Indah cara Allah. Dia memberimu disaat yang tepat, tepat diwaktu kau membutuhkannya. Dan Dia tau mana yang terbaik buatmu., maka tak terbantahkanlah apa yang menjadi FirmanNYa Dia ta mengujimu di luar kemampuanmu. Dan apa yang menurutmu baik tapi buruk bagiNya begitupula apa yang menurut bagimu buruk tapi itulah yang terbaik bagimu. Lalu apa yang dapat kau ambil..? Berprasangka baiklah selalu padaNYA, sabar dan sederhanalah dalam tiap-tiap hal. Karena segalanya terjadi tentu

Negeri Sapati di Ranah Buton

Amaaaaaaa…..,teriakan Surman memanggil nama Ayahnya yang dilihatnya sudah terbujur kaku, pucat, dan tak bernyawa lagi karena terpaan Ombak keras menggulung sampannya hingga terbalik. Suara tangisnya pecah ditengah kerumunan Warga kampung yang beramai-ramai menggotong beberapa nelayan yang hanyut oleh ganasnya ombak, dan salah satu korbannya adalah Ayah Surman. Sedangkan Ibunya diam, tak mampu berkata apa-apa lagi hanya sesegukan tangis menjadi ekspresi akan kehilangan sosok bapak dan suaminya itu. Kenapa kamu orang kasi keluarkah kita punya barang-barang…? Tanya surman kepada bapak tua seorang rentenir bernama La Maseke. Karena Amamu tidak bisa bayar utangnya sampai sekarang hingga dia mati..!! Berapakah utangnya amaku…?? Ini ambil uangku, Uang yang telah diperolehnya dari hasil menjadi kuli pengangkut dan menjual ikan para nelayan kampung, serta celengan 2 celengan bambu yang telah lama menjadi tabungannya. Utangnya Amamu tidak bisa di bayar dengan semua uangmu itu.., Ama