Adduuuh…..beberapa
bulan terakhir ini kok udara dingin sekali tapi tak ada hujan sedikit pun
turun. Hawanya begitu kering, panas menusuk. Suasana sore yang biasa-biasa saja
berubah menjadi begitu dingin seperti hujan yang turun terus-menerus tanpa
henti. Udara sore sudah begitu apalagi malam. Akhirnya dengan begitu terkadang
mandipun menjadi enggan.
Itulah
beberapa bagian cerita dari obrolan-obrolan dengan tetangga kompleks. Semua
mengeluhkan hal yang sama. Namun tak hanya di kompleks, kantor bahkan teman-teman
di luar juga mengeluhkan hal yang sama. Iklim telah berubah. Dan ini merupakan
perubahan yang sangat mengglobal. Tak Hanya di Indonesia di belahan dunia
sanapun mengalami hal yang sama.
Iklim
tak lagi bersahabat. Perubahan iklim global (Global Climate Change) membawa
perubahan besar-besaran terhadap lingkungan dan parahnya hal inilah yang
membawa kekacauan dalam tata lingkungan yang semestinya berjalan sesuai alur.
Bulan yang biasanya dalam musim hujan tak sepenuhnya hujan, begitupun
sebaliknya. Tak hanya itu perubahan-perubahan besar yang terjadi, bila musim
penghujan tiba banjir dan longsor sudah menjadi berita yang biasa. Musim
kemaraupun menjadi begitu kering. Angin sepoi-sepoi mendadak berubah menjadi
badai yang menggulung dan meluluh lantakkan rumah-rumah penduduk.
Apa
yang menjadi alasan iklim tak lagi bersahabat baik dengan kita..??
perubahan-perubahan yang ditunjukan dari dampak perubahan iklim tak lain akibat
dari perubahan buruk yang telah kita lakukan pula terhadapnya. Tak bisa
diingkari bahwa segala aktivitas dari segala kegiatan kita memberikan banyak
pengaruh bagi lingkungan. Perkembangan akan kebutuhan hidup menciptakan
peluang-peluang untuk mengorek, mengeksplor, mengekploitasi lebih banyak dan
dalam lagi sumber daya alam.
Munculnya
sentra-sentra indutrialisasi menjadi salah satu pemasok utama dari keadaan
iklim yang tak bersahabat. Pembukaan lahan dengan merambah dan membakar hutan
juga menjadi penyumbang yang turut mengambil bagian. Dari segala aktivitas ini
menyebabkan konsentrasi gas CO2 dan gas-gas lain di atmosfir menjadi meningkat. Peningkatan sejumlah
gas-gas di atmosfir dan diikuti dengan ketidakmampuan tumbuhan yang ada sebagai
penyerap mengakibatkan naiknya suhu permukaan bumi. Sehingga tak heranlah jika sekarang
perubahan iklim semakin ekstrem saja terasa.
Efek
ini biasa disebut sebagai efek Rumah kaca. Pengapnya suhu bumi akibat panas
yang dipantulkan kembali dari bumi setelah disinari matahari ternyata terpantul
kembali ke bumi karena terhalang oleh gas-gas buangan pembakaran seperti CO2,
SO2, NO, NO2, beberapa senyawa organic seperti gas metan
dan CFC.
Bumi
serupa terperangkap dalam jelaga, terselimut oleh dinding hitam, panas dan
pengap. Menyesak dan bernafas dalam kepulan asap-asap berbahaya. Seperti yang
di simulasikan dalam perhitungan akibat efek ini, suhu bumi meningkat rata-rata
1-5°C dan jika itu berlangsung terus menerus maka peningkatan pemanasan global
akan terjadi antara 1,5- 4,5°C sekitar tahun 2030.
Melihat
kecenderungan yang sudah terasa akhir-akhir ini, memang tak menutup kemungkinan
apa yang telah di simulasikan perhitungannya oleh para Ahli bakalan terjadi. Namun
kesemuanya itu dapat kita cegah atau menguranginya dengan berupaya untuk
kembali berdamai dan bersahabat dengan Alam. Pengelolaan sumber daya alam
berdasar pada kajian lingkungan hidup strategis. Konservasi sumber daya alam
yang tak hanya menjadi tanggung jawab sekelompok atau individu, tapi menjadi
tanggung jawab kita bersama.
Dan bahkan
Alampun menyambut kebaikan manusia…
Menyajikan
kebutuhanmu tanpa batas…
Andai kau
mengerti, kita adalah sama…
Baubau,12 Agustus2012
Musim dan hawa yang tak saling berdamai
Komentar
Posting Komentar